MATERI PEMBELAJARAN BK KLASIKAL UNTUK SISWA KELAS 8 A DAN 8 B PERTEMUAN MINGGU KE-3 BULAN MARET TAHUN 2020
(HOME LEARNING)
Kesadaran Gender
Tuhan menciptakan manusia dalam dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Laki-laki dan perempuan pada dasarnya sama. Hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan itulah yang dinamakan dengan jenis kelamin. Jadi, jenis kelamin merujuk pada hubungan antara laki-laki dan perempuan, anak laki-laki dan anak perempuan, dan bagaimana hubungan tersebut dilihat berdasarkan sifat kodrat.
Pengertian gender tidak didasarkan pada sifat kodrat manusia. Gender adalah konsep hubungan sosial yang membedakan kedudukan, fungsi, dan peran antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. Gender dibentuk dan berkembang seiring dengan budaya masyarakat.
Gender bukan bawaan sejak lahir.Tiap-tiap masyarakat memiliki perkembangan budayanya sendiri, demikian pula dalam perkembangan budaya bangsa Indonesia. Pemahaman gender di Indonesia tentulah akan sejalan dengan perkembangan budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pemahaman dan kesadaran gender bersifat dinamis dan dapat berbeda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain.
Kesadaran gender bararti meletakan kedudukan, fungsi, dan peran antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat secara sejajar. Misalnya dalam keluarga, maka setiap anggota keluarga bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian rumah tempat tinggalnya. Anak laki-laki atau anak perempuan, keduanya bisa menjaga kebersihan dan kerapian rumah tempat tinggalnya. Di sekolah, laki-laki atau perempuan sama-sama dapat menjadi guru. Dalam masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan dapat mengambil peran yang berguna bagi sesama manusia lainnya.
Pengertian
Gender
Kata
Gender berasal dari bahasa Inggris yang berarti jenis kelamin (John M. echols
dan Hassan Sadhily, 1983: 256).Secara umum, pengertian Gender adalah perbedaan
yang tampak antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan
tingkah laku.Dalam Women Studies Ensiklopedia dijelaskan bahwa Gender adalah
suatu konsep kultural, berupaya membuat perbedaan (distinction) dalam hal
peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan
perempuan yang berkembang dalam masyarakat.
Heddy
Shri Ahimsha Putra (2000) menyatakan bahwa istilah
Gender dapat dibedakan ke dalam beberapa pengertian berikut ini: Gender sebagai
suatu istilah asing dengan makna tertentu, Gender sebagai suatu fenomena sosial
budaya, Gender sebagai suatu kesadaran sosial, Gender sebagai suatu persoalan
sosial budaya, Gender sebagai sebuah konsep untuk analisis, Gender sebagai
sebuah perspektif untuk memandang kenyataan. Gender dalam Wikipedia
bahasa Indonesiamenyaakan bahwa gender merupakan aspek hubungan
sosial yang dikaitkan dengan diferensiasi seksual pada manusia. Gender dipahami
sebagai suatu konsep mengenai peran laki-laki dan perempuan di suatu masa dan
kultur tertentu yang dikonstruksi. Hal ini merupakan hasil bentukan ketentuan
kehidupan bersosial bukan biologis.Gender mengacu ke peran perempuan dan
laki-laki yang dikonstruksi secara social.Peran tersebut dipelajari berubah
dari waktu ke waktu dan beragam menurut budaya dan antar budaya.
Gender
sebagai konsep yang mengacu pada peran dan tanggung jawab laki-laki dan
perempuan yang terjadi akibat dari dan dapat berubah oleh keadaan social dan
budaya masyarakat. Caplan ( 1987 ) dalam The Kultural Construction of
Sexuality menyaakan bahwa perbedaan perilaku antara
laki-laki dan perempuan selain biologis, sebagian justru terbentuk melalui
proses budaya dan social. Oleh karena itu watak social dan budaya selalu
mengalami perubahan dalam sejarah, gender juga berubah dari waktu ke waktu,
dari suatau tempat ke tempat yang lain. Sementara jenis kelamin sebagai kodrat
Tuhan dan tidak dapat mengalami perubahan dengan konsekuensi-konsekuensi
logisnya.Adapun ideology gender adalah segala aturan, nilai, mitos, sterotipe
yang mengatur hubungan laki-laki perempuan yang didahului oleh pembentukan
identitas feminism dan maskulin.
Jenis
kelamin lebih menunjukkan pada dimensi biologis dari menjadi laki-laki
atau perempuan. Sementara gender menunjukkan dimensi sosial dari
menjadi laki-laki atau perempuan. Dua aspek dari gender yang perlu diketahui
adalah identitas gender dan peran gender.
Identitas gender adalah suatu perasaan menjadi laki-laki atau perempuan, dimana
hal ini kebanyakan diperoleh anak begitu ia berusia 3 tahun. Sedangkan peran
genderberisi harapan-harapan yang menunjukkan bagaimana laki-laki atau
perempuan harus berpikir, bertingkah laku, dan merasakan.
Di
lain pihak stereotype gender diartikan sebagai
seperangkat keyakinan (beliefs) tentang karakteristik yang sesuai
menjadi perempuan dan laki-laki. Misalnya begitu anak perempuan lahir, orang
tua cenderung memberikan perlakuan yang berbeda terhadap anak laki-laki maupun
perempuan. Warna-warna tertentu lebih cenderung ditujukan untuk anak perempuan,
sementara warna lain untuk laki-laki. Dengan berjalannya waktu, perbedaan ini
juga tampak dalam gaya potongan rambut, baju, maupun jenis mainan. Selama masa
perkembangannya, orang dewasa dan kelompok sebaya memberikan dukungan atas
perbedaan ini. Anak laki-laki diyakini cenderung dominan, agresif, independen
dan anak peremouan cenderung perhatian, sabar, tergantung.
Kesadaran
Gender untuk Siswa SLTP :
•
Pengenalan : Mengenal peran-peran sosial sebagai laki-laki atau perempuan.
•
Akomodasi : Menghargai peranan diri dan orang lain sebagai laki-laki atau
perempuan dalam kehidupan sehari-hari.
•
Tindakan : Berinteraksi dengan lain jenis secara kolaboratif dalam memerankan
peran jenis.
Secara harfiah, kata gender memang dapat dipertukar
dengan kata sex yang berarti jenis kelamin, laki-laki dan perempuan. Namum
dalam konteks sosiologi, gender tidak hanya merujuk pada perbedaan sex/biologis
semata, tetapi lebih pada perbedaan sifat, peran, fungsi, dan status antara
laki-laki, perempuan dan masyarakat marginal, berdasarkan relasi sosial budaya
yang dipengaruhi oleh struktur masyarakat yang lebih luas. Perbedaan tersebut
berkonsekuensi pada pembedaan pemenuhan kebutuhan yang spesifik antara
laki-laki, perempuan dan masyarakat marginal namun masih dalam kerangka
kesamaan hak. (Advokasi Perencanaan Penganggaran Responsif Gender Bagi
Masyarakat Sipil).
Gender dalam bahasa inggris modern berarti satu diantara
tiga jenis kata sandang dalam tata bahasa yang kurang lebih berkaitan dengan
pembedaan jenis kelamin (atau ketiadaan jenis kelamin) yang membeda-bedakan
kata benda menurut sifat penyesuaian yang di perlukan ketika benda-benda itu
dipakai dalam suatu kalimat." (Kamus Bahasa Inggris Oxford/OED, 1932). Kata-kata
benda dalam bahasa Inggris digolong-golongkan menurut gender maskulin, feminin
atau netral. Peristilahan ini untuk merancang pembedaan perilaku, pembedaan
universal dalam budaya-budaya kedaerahan. Gender membeda-bedakan tempat, waktu,
alat-alat, tugas-tugas, bentuk-bentuk bicara, gerak-gerik dan persepsi yang
dihubungkan dengan laki-laki dan yang dihubungkan dengan perempuan dalam
kebudayaan. Asosiasi itu membentuk gender sosial karena ia secara khusus
terikat pada tempat dan waktu tertentu.
Dari pengertian-pengertian di atas nampak bahwa tidak ada
poin-poin atau hal-hal yang mendominasikan bahwa gender itu adalah perempuan.
Gender adalah bentuk kontruksi sosial budaya dan dapat berubah sesuai
perkembangan zaman.
Memahami hakikat gender berarti kita siap berlaku adil
pada realitas laki-laki dan perempuan dan siap ikut serta dalam memperbaiki
fenomena-fenomena kesenjangan yang tengah terjadi. Kesetaraan, itu yang saat
ini buming diperjuangkan oleh aktivis-aktivis femenisme. Memperjuangkan hak-hak
yang sama yang seharusnya tidak ada perbedaan dalam pembagiannya antara
laki-laki dan perempuan. Menyetarakan bukan berarti kita harus menciptakan
esensial yang sama antara laki-laki dan perempuan atau menyudutkan salah satu
pihak. Namun lebih ke arah bagaimana kontruksi esensial tersebut memperoleh
kesepakatan yang ideal. Artinya setiap laki-laki dan perempuan memiliki hak
yang sama untuk memilih atau tidak memilih kesepakatan tersebut. Lebih
mendalamnya lagi kesepakatan tersebut menggunakan konsep ideal. Konsep ideal
disini bersifat universal namun dalam prakteknya harus menggunakan konteks
lokal. Karena di dalamnya ada sebuah kearifan, budaya dan agama. Masalah dalam
kesetaraan gender akan timbul ketika kita menerobos ketiga poin tersebut.
Contoh, perempuan di kota akan dianggap hal biasa jika pulang kerja larut
malam, namun tidak untuk perempuan di desa. Perempuan di desa akan menimbulkan
pandangan-pandangan yang merusak norma dengan alasan-alasan tertentu jika
bepergian atau pulang kerja larut malam. Begitu juga dengan fenomena yang
terjadi dengan kaum maskulin. Laki-laki kota akan dianggap hal biasa jika duduk
menyilangkan kedua kakinya. Namun tidak untuk beberapa pandangan orang lain
yang telah tertanam dalam pikirannya bahwa hal tersebut adalah merupakan bentuk
identitas perempuan. Ini adalah salah satu bentuk contoh kecil yang melatar
belakangi gemparnya kampanye-kampanye "Mancriminate". Bicara gender
harus adil dalam membahas kesetaraannya, anti patriakal, feminisme, dan juga
maskulinis.
Dalam pembagiannya, kesadaran akan pemahaman gender
terbagj menjadi 4, yaitu :
1. Buta gender
Buta gender adalah suatu dimensi gender yang tidak
dianggap, meskipun ada ruang yang jelas untuk pertimbangan tersebut. Tidak
sesuai dengan kondisi, sama sekali tidak memperhatikan permasalahan yang ada,
tidak punya pengetahuan dan kesadaran tentang perbedaan kondisi. Sebagai
contohnya, seseorang yang percaya bahwa diskriminasi dan penindasan yang
dialami oleh perempuan atau laki-laki adalah suatu dongengan belaka. Hal ini di
sebabkan oleh kurangnya pelatihan, pengetahuan dan sensitifitas terhadap
isu-isu gender, yang menyebabkan gambaran yang tidak lengkap situasi untuk
mengatasi dan, akibatnya, gagal.
2. Bias gender
Merugikan salah satu jenis kelamin, ada pihak yang
dirugikan sebaliknya ada yang diuntungkan. Sebagai contoh anggapan bahwa kaum
perempuan memiliki sifat memelihara dan rajin, serta tidak cocok untuk menjadi
kepala rumah tangga, beranggapan bahwa semua pekerjaan domestik rumah tangga
menjadi tanggung jawab kaum perempuan. Konsekuensinya, banyak kaum perempuan
yang harus bekerja keras dan lama untuk menjaga kebersihan dan kerapian rumah
tangganya, mulai dari membersihkan dan mengepel lantai, memasak, mencuci,
mencari air untuk mandi hingga memelihara anak.
3. Netral gender
Memperlakukan semua orang itu sama, mengangap semua
kondisi sama dampaknya bagi laki-laki dan perempuan. Contoh pada saat
penyusunan peraturan atau kebijakan pembangunan menganggap kebutuhan, peluang,
hambatan dan akses antara laki-laki dan perempuan adalah sama sehingga tidak
membutuhkan perlakuan yang berbeda seperti pembuatan tempat mandi yang dapat di
gunakan oleh laki-laki maupun perempuan atau tidak adanya fasilitas gerbong
kereta api yang mengkhususkan untuk ibu-ibu hamil dan anak-anak atau para
lansia.
4. Sensitive gender
Sudah adanya kesadaran (perubahan minset) tentang
perbedaan kondisi atau kebutuhan laki-laki dan perempuan. menampilkan
fakta dan verifikasi dari sudut pandang perempuan secara setara dengan laki-laki
atau pun sebaliknya, serta tidak menempatkan keduanya sebagai obyek dan
komoditas belaka.
5. Responsive gender
Sudah adanya “aksi nyata” di lapangan, semua pihak
(laki-laki dan perempuan, anak-anak, kelompok rentan) dapat mengakses,
berpartisipasi, control dan memanfaatkan kebijakan atau program dan kegiatan
yang sesuai dengan permasalahan, kebutuhan, pengalaman, dan aspirasi
masing-masing. Contoh perencanaan program dan penyusunan anggaran bidang
perumahan dan kawasan permukiman untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan
masyarakat miskin dalam akses, partisipasi, control dan manfaat tanpa
membedakan kelompok sasarannya pemanfaatnya.
Ini adalah bentuk-bentuk tingkatan pemahaman masyarakat
terhadap gender. Jika dalam pemahaman gender berkaitan dengan hakikat, peran
dan relasi telah terbangun dan mencapai tingkat pemahaman yang responsive maka
bentuk-bentuk kesenjangan yang selama ini sering terjadi maka dapat di
minimalisir bahkan mungkin dapat diperbaiki.
TUGAS UNTUK PARA SISWA DIBUAT DI BUKU CATATAN BK YAITU :
1. MEMBUAT RANGKUMAN MATERI KESADARAN GENDER ?
2. JELASKAN PERBEDAAN GENDER DAN KODRAT ?
3. JELASKAN APA PENDAPAT KAMU TENTANG TRANSGENDER DAN TRANSEXUAL?
KALAU SUDAH DIKERJAKAN...SILAHKAN KOMENTAR DIKOLOM KOMENTAR DIBAWAH POSTINGAN ARTIKEL INI (GAMBAR PENSIL MIRING WARNA KUNING).
CONTOH KOMENTAR :
PAK IMAN OR MISTER AIMEN SAYA SUDAH BACA DAN BUAT TUGASNYA ( BAMBANG HANDOYO KELAS 8 A)........
SELAMAT BELAJAR JARAK JAUH.....ISTIRAHATKAN MATA ANDA JIKA SUDAH 2 JAM MENATAP LAPTOP/KOMPUTER.
JAGA KESEHATAN....KURANGI AKTIVITAS DILUAR....
SEMOGA SEHAT SELALU.........
Saya flora kelas 8A absen 13 tugasnya sudah saya kerjakan
BalasHapussaya Najla kelas 8A absen 25 tugasnya sudah saya kerjakan
BalasHapusMantap deh......Tolong beritahu yang lain ya
BalasHapusSaya Revanza kelas 8B absen 27 tugasnya baru saya baca saja pak,nanti saya kerjakan soalnya capek
BalasHapussaya ristya sekar kelas 8a absen 33 tugasnya sudah saya kerjakan
BalasHapussaya kanaya kelas 8B absen 17, tugasnya sudah saya kerjakan
BalasHapusSaya Ghina kelas 8a absen 15 tugasnya sudah saya kerjakan
BalasHapussaya elora kelas 8B absen 14 tugasnya sudah saya kerjakan
BalasHapusSaya Adelia Salsabila 8A absen 3 tugasnya sudah saya baca dan kerjakan.
BalasHapusSaya Anggi Endang Bustawi 8A absen 8 tugasnya sudah saya kerjakan
BalasHapusSaya khalisa Zulfa 8b absen 20 tugasnya sudah saya kerjakan
BalasHapusSaya Falencia Ramadhani kelas 8B absen 15 tugasnya sudah saya kerjakan
BalasHapusSaya Shantika Ersa Alecya dari kelas 8A absen 35.Tugasnya sudah saya kerjakan
BalasHapusSaya Nata Naila Zakya Ramadani kelas VIII A absen 27 sudah membaca dan mengerjakan tugas.
BalasHapusSaya Rizki Alif mutaqin kelas 8B absen 28 sudah saya kerjakan tugasnya
BalasHapusSaya sharifah hadilia kelas 8B absen 31 sudah saya kerjakan tugasnya.
BalasHapusSaya Adel lia putri kelas 8A absen 2 sudah saya kejakan tugasnya
BalasHapusSaya Zakii Rizki.T kelas 8B absen 35 sudah saya kerjakan tugasnya
BalasHapusSaya Dhifa Briliantika kelas 8b absen 10 sudah saya baca dan mengerjakan tugasnya
BalasHapusSaya alpina kelas 8b absen 3,tugasnya sudah saya kerjakan
BalasHapusSaya M,tahta ,daffansyah kelas 8A absen 23 ,tugasnya sudah saya kerjakan.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusSaya kayla nadzifah zahwa kelas 8b absen 18, tugasnya sudah saya kerjakan
BalasHapusMOHON PERHATIANNYA....KOMENTAR GUNAKAN HURUF BALOK/HURUF BESAR SEMUA...TRIMS YA.....ANAK ANAK SMPN 5 MEMANG TOP.....ANTUSIAS DAN LUARBIASA
BalasHapusSaya Shofa Azzahra Putri J. Kelas 8b absen 32, tugasnya sudah saya kerjakan
BalasHapusSaya Rassyah Ehsan. Kelas 8A absen 30, tugas nya sudah saya kerjakan
BalasHapusSAYA AMIRAH RAHMAH W, KELAS 8A ABSEN 07. TUGASNYA SUDAH SAYA KERJAKAN
BalasHapus